Jl. KH. Utsman Dusun Beddian Rt. 29 Rw. 06 Desa Jambesari Kecamatan Jambesari Darus Sholah 68263 Kabupaten Bondowoso
Jl. KH. Utsman Dusun Beddian Rt. 29 Rw. 06 Desa Jambesari Kecamatan Jambesari Darus Sholah 68263 Kabupaten Bondowoso
Artikel
HUMAS. Bondowoso –
Sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di wilayah Tapal Kuda, Pondok
Pesantren Al Utsmani telah menorehkan sejarah panjang dalam membina generasi
muda. Selama puluhan tahun, pesantren ini konsisten menggabungkan pendidikan
agama yang mendalam dengan pendidikan formal yang berorientasi pada masa depan.
Setelah berhasil mendirikan berbagai lembaga pendidikan seperti PAUD, MTs, SMA,
STAI, dan SMP, kini masyarakat, alumni, dan simpatisan mulai mendesak agar
pesantren ini memperluas kiprahnya dengan mendirikan SD/MI, SMK, Madrasah
Aliyah (MA), Ma’had Aly, bahkan program Pascasarjana (S2).
Desakan
ini bukan sekadar wacana. Aspirasi ini muncul dari realitas kebutuhan
pendidikan yang semakin mendesak, pertumbuhan penduduk usia sekolah yang
tinggi, serta tuntutan kompetensi abad 21 yang memerlukan lembaga pendidikan
adaptif, inovatif, dan terjangkau bagi masyarakat.
Latar
Belakang : Dari Pondok Tua ke Pusat Pendidikan
Pesantren
Al Utsmani berdiri sebagai salah satu pondok tua di Bondowoso, dengan sejarah
yang kental akan perjuangan pendidikan dan dakwah. Seiring waktu, pesantren ini
berkembang menjadi kompleks pendidikan terpadu yang mampu menampung ribuan
santri dari berbagai daerah.
Keberhasilan
mendirikan PAUD, MTs, SMA, STAI, dan SMP menjadi bukti kapasitas manajerial dan
visi besar pesantren. Namun, jumlah pilihan jenjang pendidikan yang ada masih
terbatas, sehingga tidak semua lulusan dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya
di dalam lingkungan pesantren. Akibatnya, banyak alumni yang terpaksa
melanjutkan pendidikan di luar, bahkan hingga luar provinsi.
dalam
lingkungan pesantren. Akibatnya, banyak alumni yang terpaksa melanjutkan
pendidikan di luar, bahkan hingga luar provinsi.
Fenomena
ini mendorong gelombang aspirasi untuk memperluas cakupan lembaga pendidikan.
Masyarakat menilai, Al Utsmani memiliki modal sosial, modal manusia, dan modal
spiritual yang memadai untuk mengembangkan SD/MI, SMK, MA, Ma’had Aly, serta
Pascasarjana.
Mengapa
Desakan Ini Menguat?
Ada
beberapa faktor yang membuat desakan ini semakin lantang:
1.
Keterbatasan Kapasitas Tampung
Dengan
jumlah lulusan SMP/MTs dan SMA yang terus bertambah, kapasitas sekolah yang ada
di pesantren belum mampu menampung semua calon peserta didik. Terbatasnya
pilihan membuat banyak keluarga santri harus mencari lembaga lain, padahal
mereka ingin anak-anaknya tetap berada di lingkungan pendidikan berbasis
pesantren.
2.
Kebutuhan Pendidikan Kejuruan
Masyarakat
membutuhkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membekali siswa dengan
keterampilan siap kerja. SMK di bawah pesantren dapat memadukan keahlian teknis
dengan nilai-nilai moral, mencetak lulusan yang kompeten sekaligus berkarakter.
3.
Pendidikan Tingkat Lanjut Berbasis Pesantren
Ma’had
Aly akan memperkuat peran pesantren dalam melahirkan ulama yang mendalam
keilmuannya (tafaqquh fiddin), sementara Pascasarjana (S2) akan menjadi motor
penghasil akademisi, peneliti, dan pengambil kebijakan yang lahir dari rahim
pesantren.
4.
Permintaan Pendidikan Dasar Islami
SD/MI
menjadi jenjang strategis untuk membentuk fondasi karakter, literasi, dan
numerasi dalam suasana islami. Ini penting di era globalisasi agar anak-anak
memiliki jati diri yang kokoh sejak dini.
Data
Pendidikan : Konteks Bondowoso dan Nasional
Berdasarkan
data BPS 2024, Bondowoso memiliki populasi sekitar 780 ribu jiwa, dengan 24%
berusia 5–19 tahun. Angka ini menunjukkan tingginya kebutuhan pendidikan
formal. Namun, jumlah lembaga pendidikan yang memadukan kurikulum nasional
dengan pendidikan pesantren masih terbatas.
Secara
nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) mencatat trend peningkatan jumlah SMK dan program
Pascasarjana berbasis keagamaan. Namun, di Bondowoso, peluang ini belum optimal
dimanfaatkan, terutama di lingkungan pesantren.
Pendapat
Ilmiah Dr. Ubaidillah Afief
Dr.
Ubaidillah Afief, M.Pd., Ketua Senat STAI Al Utsmani memandang desakan ini
sebagai sebuah keniscayaan strategis.
“Pengembangan
lembaga pendidikan di lingkungan Pesantren Al Utsmani merupakan sebuah
keniscayaan, bukan sekadar pilihan. Dalam teori manajemen pendidikan modern,
institusi yang mampu beradaptasi dan melakukan ekspansi sesuai kebutuhan zaman
akan bertahan dan memberi kontribusi signifikan pada pembangunan bangsa.
Sebaliknya, stagnasi akan membuat lembaga kehilangan relevansi,” tegasnya.
Beliau
menguraikan tiga alasan ilmiah mengapa langkah ini harus segera diambil:
1. Kebutuhan
Demografis
“Pertumbuhan
penduduk usia sekolah di Bondowoso dan sekitarnya sangat signifikan. Jika
lembaga pendidikan berbasis pesantren tidak segera memperluas layanan, akan
terjadi outflow siswa ke daerah lain, yang justru melemahkan peran pesantren
dalam membina masyarakat lokal,” jelas Dr. Ubaidillah.
2. Tuntutan
Kompetensi Abad 21
Pendidikan
saat ini harus membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi,
kreativitas, dan literasi digital. SMK yang dibangun di lingkungan pesantren
dapat memadukan keterampilan vokasi dengan pembinaan karakter, sementara
Pascasarjana dapat melahirkan peneliti dan inovator di bidang keislaman dan
teknologi.
3. Penguatan
Identitas Pesantren
“Ma’had
Aly akan mengokohkan identitas keilmuan pesantren sebagai center of excellence
dalam studi Islam. SD/MI akan menjadi pintu awal menanamkan nilai-nilai
keislaman sejak usia dini. Semua ini harus dirancang agar pendidikan dari level
dasar hingga tinggi tetap berada dalam ruh pesantren,” imbuhnya.
Pandangan
Tokoh Pendidikan Nasional
Prof. Dr.
Azyumardi Azra pernah menegaskan bahwa pesantren modern harus mengembangkan
pendidikan berjenjang yang memadukan kurikulum agama dan umum secara
integratif. “Pesantren yang mampu menyediakan pendidikan dari tingkat dasar
hingga perguruan tinggi akan menjadi magnet bagi masyarakat,” ungkapnya dalam
salah satu seminar nasional.
Sementara
itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam pidatonya di Forum Pesantren
Nasional 2024 menegaskan bahwa pemerintah mendukung penuh pesantren yang
memperluas layanan pendidikan formal, termasuk SMK dan Pascasarjana.
Momentum
Strategis
Saat ini,
Pesantren Al Utsmani memiliki modal sosial yang sangat kuat: dukungan alumni,
simpatisan, dan masyarakat luas. Modal manusia juga mumpuni, dengan keberadaan
tenaga pendidik berkualifikasi magister dan doktor. Dari sisi modal spiritual,
reputasi pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan akhlak sudah diakui
luas.
Jika
langkah ini segera diambil, Pesantren Al Utsmani dapat menjadi model nasional
pesantren berjenjang penuh, yang melayani pendidikan dari usia dini hingga
Pascasarjana, dengan ciri khas memadukan ilmu, akhlak, dan keterampilan hidup.
Tantangan
dan Solusi
Namun,
pengembangan ini tidak tanpa tantangan. Permasalahan utama meliputi:
1.
Ketersediaan lahan dan fasilitas
2.
Pendanaan pembangunan dan operasional
3.
Ketersediaan guru dan dosen sesuai standar
nasional
4.
Pengelolaan administrasi yang sesuai regulasi
Solusinya,
menurut Dr. Ubaidillah, adalah kolaborasi strategis:
1.
Menggerakkan jejaring alumni untuk mendukung dana
dan promosi.
2.
Mengajukan bantuan pemerintah melalui Kementerian
Agama, Kemendikbudristek, dan program CSR perusahaan.
3.
Menjalin kerja sama internasional dengan lembaga
pendidikan luar negeri, khususnya negara-negara Islam dan ASEAN.
4.
Mengadopsi manajemen mutu pendidikan berbasis ISO
dan akreditasi BAN-PT.
Penutup
Pesantren
Al Utsmani kini berada di persimpangan sejarah. Apakah akan tetap pada model
yang ada, atau melangkah maju dengan pembaruan yang berani? Desakan masyarakat,
dukungan tokoh pendidikan, serta potensi besar yang dimiliki menjadi sinyal
bahwa arah masa depan pesantren ini adalah menuju pendidikan berjenjang penuh
yang mampu menjawab tantangan zaman.
Jika
diwujudkan, Al Utsmani tidak hanya akan menjadi kebanggaan Bondowoso, tetapi
juga menjadi ikon nasional tentang bagaimana pesantren bisa tumbuh menjadi
pusat pendidikan terpadu yang relevan, unggul, dan
berdaya saing global. (*)
©Tim IT STAI Al Utsmani 2024